Apa Pengaruh Pendidikan Terhadap Karakter Anak – tinta kertas


Pendidikan merupakan pondasi basic bagi kehidupan manusia.  Setiap anak sejak usia dini, belajar untuk mengembangkan dan menggunakan kapabilitas mental, moral, dan fisik mereka mediator kuliah timur tengah. Semua itu mereka peroleh melalui pendidikan. Pendidikan benar-benar perlu bagi anak dikarenakan sanggup mendidik anak raih impiannya. Salah satu pendidikan yang dipupuk sejak dini adalah pendidikan agama, terlebih pendidikan Islam bagi kami sebagai orang muslim.

Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan sifat manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam ethical atau akhlak tidak sanggup dipisahkan berasal dari keimanan. Keimanan merupakan pernyataan hati dalam berkayakinan kepada Allah swt. Akhlak adalah pantulan iman yang bersifat perilaku, ucapan, dan sikap atau bersama kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi (abstrak) namun akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk tingkah laku yang dijalankan bersama kesadaran dan dikarenakan Allah semata.

Dalam menggerakkan roda kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan mendukung orang meraih rasa hormat dan pernyataan ini adalah anggota tak terpisahkan dan kehidupan baik secara privat maupun sosial. Pendidikan agama islam benar-benar erat sekali kaitannya bersama pendidikan pada umumnya, pendidikan agama islam memiliki tujuan untuk tingkatkan ketaqwaan siswa pada Allah SWT.

Tujuan pendidikan islam yang seiring bersama misi Islam yakni mempertinggi nilai-nilai akhlak agar raih akhlakul karimah. Tujuan berasal dari pendidikan islam adalah pembentukan akhlak yang sanggup membuahkan orang-orang yang bermoral, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi.

Dalam kehidupan manusia tentu telah melalui sebagian bagian pertumbuhan yakni mulai berasal dari janin, bayi, kanak-kanak, dewasa dan era remaja. Remaja adalah anggota usia yang rentan mengalami masalah dalam hidup dimana remaja masih miliki kejiwaan yang labil dan justru kelabilan itu yang menyebabkan si anak menjadi terganggu jiwanya. Kurangnya pendidikan agama dikarenakan tidak benar satu aspek yang kurangnya pendidikan agama dalam keluarga.

Dari orang tua yang kurang mengimbuhkan stimulan tentang pendidikan kepada anak-anak, sesudah itu aspek yang lain adalah adanya pergaulan-pergaulan bebas yang anak didik atau peserta didik yang tidak sanggup mengendalikan agar aspek pendidikan mereka lepaskan atau tidak bersekolah lagi. Ini seluruh yang menyebabkan kurangnya pendidikan agama islam, terlebih dikalangan remaja dikarenakan aspek kurangnya perhatian guru dan kurangnya perhatian orangtua pada anak-anaknya.

Keluarga yang tidak menanamkan pendidikan anak sejak kecil, agar mereka tidak sanggup menyadari norma-norma yang berlaku dalam peri kehidupan bermasyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang baik yang cocok bersama ajaran agama tidak dicontohkan oleh orang tua kepada anak sejak kecil. Kebiasaan-kebiasaan yang baik yang dibentuk sejak lahir dapat menjadi basic pokok dalam pembentukan kepribadian anak. Apabila kepribadian dipenuhi oleh nilai agama, akhlak yang baik maka dapat terhindarlah anak berasal dari kelakukan-kelakuan yang tidak baik.

Peran para orang tua dan anak-anak pada umumnya miliki jalinan yang benar-benar erat baik secara fisik maupun secara emosional. Dari sinilah kami biasa mengambil alih sebuah ketetapan bahwa orang tualah yang benar-benar berperan perlu dalam memperagamakan seorang anak. Jika seorang anak tidak ditanamkan nilai agama, akhlak sejak kecil maka seorang anak inilah adalah tidak benar satu generasi yang dapat menghancurkan bagi dirinya sendiri, bangsa, agama dan dunia.

Berdasarkan hasil fakta perihal yang berjalan baik di Indonesia dan dibelahan bumi lainya, ethical remaja berasal dari tahun ketahun konsisten mengalami degradasi. Dalam segala aspek moral, mulai berasal dari tutur kata, langkah berpakaian, pergaulan dan lain sebagainya. Degradasi ethical ini seakan luput berasal dari pengamatan dan dibiarkan konsisten berkembang.

Faktor utama yang menyebabkan degradasi ethical remaja ialah pertumbuhan era globalisasi yang tidak seimbang. Virus globalisasi konsisten menggerogoti bangsa ini. Sayangnya kami seakan tidak sadar, tetapi tambah mengikutinya. Kita konsisten menuntut kemajuan di era world ini tanpa memandang lagi aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada akhirnya menyebabkan ethical tambah jatuh dan rusak.

Andai saja pemerintah tak sibuk (terus) mengurus pada masalah korupsi yang berjalan akhir-akhir ini. Harapannya mereka para petinggi Negara mesti miliki sedikit waktu untuk mengurus masalah akhlak, anak-anak bangsa menurut amatan sepanjang ini anak bangsanya yang tambah hari tambah menjadi-jadi, pemukulan, penganiayaan guru berjalan dimana-dimana, baik yang dijalankan oleh orang tua murid, lebih-lebih yang dijalankan langsung oleh tangan si murid. Hal ini menunkkan lambang kesantunan anak bangsa telah mulai terkikis lebih-lebih telah degradasi sekali yang berjalan pada generasi muda, yakni pada usia remaja. Kalau telah layaknya ini lalu apa yang sebaiknya kami lakukan?

Bila dahulu kehidupan remaja cenderung dikendalikan oleh nilai-nilai ethical yang mengungkungnya, baik berasal dari penduduk maupun keluarga, maka zaman saat ini justru mengabaikannya. Mendengar kata remaja, tersedia banyak perihal negative yang dapat timbul berasal dari anggapan kita. Sebut saja tentang kenakanalan remaja waktu ini.

Seperti tindakan criminal bersifat pencurian, perampokan, mengedarkan dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Belum lagi gadis-gadis muda yang hamil di luar nikah, hingga seabrek permasalahan lain yang tidak kunjung selesai. Dan nyaris sepenuhnya masalah moral.

Menurut Hasan Basri remaja adalah mereka yang telah meninggalkan era kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju era pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai bersama pengalaman-pengalaman baru yang pada mulanya belum dulu terbayangkan dan dialami, dalam bidang fisik-biologis maupun psikis atau kejiwaan. Menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma dalam mimpi basah pertama kaum pria adalah merupakan tonggak pertama dalam kehidupan manusia yang menyatakan bahwa mereka sedang dalam perjalanan usia remaja yang indah dan penuh bersama sinyal tanya.

Dalam pertumbuhan fisik-biologisnya, kemasakan hormon dalam tubuh remaja benar-benar pengaruhi kemasakan seksual bersama munculnya dorongan-dorongan seksual yang tambah hidup dan bergelora. Saat itu, minat pada tipe kelamin lain mulai berkembang dalam arti khusus, padahal di waktu yang seiring pengenalan pada diri sendiri masih benar-benar kurang. Selain itu, pertumbuhan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya juga dapat mengakibatkan pertanyaan yang mengganggu dan benar-benar mengusik kehidupan kaum remaja.

Pendidikan agama dan bimbingan di awali sejak usia dini tujuannya dalah agar menyebabkan anak miliki kepribadian yang islami, bersama sifat dan ethical yang baik, prinsip-prinsip islami yang kuat, miliki fasilitas untuk menghadapi tuntutan hidup bersama langkah yang matang dan bertanggung jawab.

Dengan diberikannya pendidikan agama pada anak sejak usia dini dapat ,menjadikan seorang anak menjadi lebih baik, beragama, bermoral dan punya nilai pekerti yang baik. Menyesallah orang tua yang tidak menanamkan atau mengimbuhkan pendidikan agama kepada anak-anaknya.

Jangan heran mengapa banyak krimanallitas yang berjalan dinegara ini layaknya pemerkosaan, pembunuhan, pencurian ini seluruh dikarenakan tidak adanya nilai –nilai ethical yang tertanam dalam anak-anak, remaja, dewasa. Maka berasal dari itu pentingnya pendidikan agama islam untuk masyrakat kita. Dari kenyataan yang tersedia kami mesti mempertanyakan peran berasal dari tokoh-tokoh agama, pendikan dan peran pemerintah. Apakah mereka telah meremehkan pentingnya menanamkan nilai-nilai ethical pada masyrakat.

Melihat kenyataan saat ini agama di zaman ini hanya menjadi bahan pendidikan yang tidak perlu dalam pertumbuhan bangsa ini, mereka tidak mengerti bahwa agama sanggup dalam memperkembangkan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Mengapa agama sanggup mengembangkan bangsa ini? Karena bersama adanya agama, masyrakat kami mempunyai nilai-nilai ethical yang biasa membuahkan efek positif , mengimbuhkan rasa kenyamanan dalam penduduk kami yang sepanjang ini dihantui oleh hal-hal yang bersifat kriminalitas dan tentu saja mengurangi angka kriminalitas dalam bangsa kita.

Biasa kami katakan bahwa dalam pandangan pemerintah pendidikan yang pada umumnya layaknya SD, SMP, SMA itu lebih di tekankan berasal dari pada pendidikan yang lebih mengarah dalam pendidikan agama layaknya pesantren, pondok dan lain sebagainya. Pendidikan agama merupakan basic pembentukan privat anak. Tetapi masih banyak anak-anak yang belum meraih pendidikan terlebih dalam pendidikan agama islam. Oleh dikarenakan itu, kami jangan hanya mengajarkan pendidikan umum tetapi pendidikan agama juga dikarenakan pendidikan agama sanggup menyelamatkan manusia dunia dan akhirat. 



Selengkapnya disini